Ucapan NAtal

Selamat HAri Natal 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013

Rabu, 24 Oktober 2012

Sistim Integumen dan Sitim Otot (Ikthiologi)

I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi dan menginformasikan ikan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar. Kata ini berasal dari bahasa latin “intergum” yang berarti penutup.
Secara ilmiah kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar menutupi dan melindungi permukaan tubuh. Kulit sebagai pelindung tubuh terhadap bahaya. Integumen merupakan suatu system yang sangat bervariasi; padanya terdapat sejumlah organ ataupun struktur tertentu dengan fungsi yang bermacam-macam. Sistem integumen dapat dianggap terdiri dari kulit yang sebenarnya dan derivat-derivatnya. Gigi pada ikan hiu, scute, keel dan beberapa tulang tengkorak pada ikan merupakan modifikasi dari sisik.
Kulit yang sebenarnya yaitu lapisan penutup yang umumnya terdiri dua lapisan utama, letaknya sebelah luar dari jaringan ikat kendur yang meliputi otot dan struktur permukaan lain. Sedangkan derivate integumen yaitu struktur tertentu yang secara embryogenetik berasal dari salah satu atau kedua lapisan kulit sebenarnya. Struktur ini dapat berupa struktur yang lunak, seperti kelenjar eksresi, tetapi dapat juga berupa struktur keras dari kulit ini, dinamakan eksoskelet.
Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya ikan, maka fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis, organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya, termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan tertentu.
Sistem Urat Daging (Otot) pada ikan  Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan seharihari sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk, ukuran, penggolongan secara umum sistem integumen dan sistem otot  pada ikan air tawar maupun air laut.  Sistem integumen pada seluruh mahluk hidup merupakan bagian tubuh yang berhubungan langsung dengan lingkungan luar tempat mahluk hidup tersebut berada. Pada sistem integumen terdapat sejumlah organ atau struktur dengan fungsi yang beraneka pada bermacam-macam jenis mahluk hidup. Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos.
Dan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di Fakultas Perikanana dan Ilmu Kelautan dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang sistem integumen dan sistem otot. kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.

II . TINJAUAN PUSTAKA
Definisi ikan menurut  Rahardjo (2000), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Integumen merupakan sistem pembalut tubuh ikan yang terdiri dari kulit dan derivat-derivatnya. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyaklit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi dan alat pernafasan tambahan pada bebeapa jenis ikan.
Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium. Lapisan dalam dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis berisi saluran darah, urat saraf, organ peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan dalam pembentukan sisik dan erat kaitannya dalam pembentukan struktur integumen (MANDA et al., 2005).
Bentuk-bentuk sisik yang menutupi permukaan tubuh ikan umumya ada lima macam yaitu: sisik cycloid, sisik ctenoid, sisik ganoid, sisik placoid dan sisik cosmoid. Diantara kelima jenis sisik tersebut mempunyai bentuk dan tipe beranekaragam (Ridwan, 2011).
Otot rangka lateral yang terdapat di bawah kulit ikan menurut tipe arsitekturalnya dapat digolongkan kedalam bentuk piscine dan cyclostomine. Dimana letak dari otot tersebut berada pada bagian atas septum horizontal (musculus epaxiales) dan pada bagian bawah dari septum horizontal (musculus hypaxiales).
Cephalaspidomorphi, Condrichthyes dan Osteichthyes dimasukkan ke dalam Pisces, merupakan kelompok hewan yang sangat besar dan banyak diminati orang, sehingga kelompok hewan ini mendapat perhatian sebagai bidang ilmu khusus yakni iktiologi. (Romimohtarto, 2005).
(Aimeri, 2007). Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan
Lapisan dermis dari epidermis merupakan pertumbuhan sel yang aktif. Lapisan dermis biasanya berisi saluran darah, urat syaraf, organ peraba dan jaringan penghubung. Lapisan dermis berperan sekali dalam pembentukan sisik dan berkaitan erat dalam pembentukan struktur integumen (buku praktikum ikthiologi UR 2012).
Otot pada ikan adalah urat daging yang membentuk daging ikan terdiri dari tiga jenis urat daging yaitu urat daging licin, urat daging bergaris/rangka, urat daging jantung. (buku praktikum ikthiologi UR 2012).
 

III . BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ikthiologi tentang Sistem Integumen dan Sistem Otot Ikan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 3 April 2012 pada pukul 13.00-15.00 WIB. Dan Praktikum Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2.      Bahan dan Alat
        Adapun bahan yang digunakan dalam pratikum ini adalah ikan dari jenis ikan air laut yaitu ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis), sebagai objek yang diamati selama pratikum.  
            Sedangkan alat yang dipergunakan dalam praktikum iktiologi mengenai “Sistem Integumen dan Sistem Otot”  adalah buku gambar untuk menggambarkan ikan yang dijadikan objek praktikum, pensil untuk menggambarkan ikan, pena untuk menulis nama-nama ikan dan menulis deskripsi ikan-ikan yang dijadikan objek pengamatan, penggaris ukuran 30 cm untuk mengukur ukuran morphometrik ikan tersebut, penghapus untuk menghapus jika ada terdapat kesalahan pada saat menggambar ikan, nampan yang dipakai untuk meletakkan ikan yang akan digambar, jarum untuk menghitung jumlah jari-jari sirip, pisau cutter untuk memotong ikan, mikroskop untuk melihat bentuk sisik ikan dan serbet untuk membersihkan alat-alat yang digunakan setelah praktikum selesai.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung di Laboratorium Biologi Perikanan. Dan metode pengamatan dengan mikroskop untuk melihat bentuk sisik. Selain itu digunakan juga metode memotong tubuh ikan untuk mengetehui sistem otot pada ikan yang dipraktikumkan.
3.4.      Prosedur Pratikum
            Langkah pertama yang dilakukan adalah letakkan ikan yang menjadi objek praktikum kedalam nampan yang telah disediakan, kemudian gambarlah ikan semirip mungkin dengan aslinya. Tentukan morfologinya, klasifikasinya dan jenis sirip yang terdapat pada ikan tersebut. Serta dilakukan pengukuran terhadap tubuh ikan guna mengetahui panjang baku (SL), panjang total (TL), tinggi badan (Bdh), panjang kepala (HdL), panjang jari-jari keras sirip punggung (DL), panjang sirip dada (PoL), panjang sirip perut (VL) dan panjang jari-jari keras sirip dubur (AL).
            Kemudian ambil sisik pada ikan tersebut pada lokasi yang telah ditentukan untuk diamati bentuknya dengan menggunakan mikroskop. Dan untuk mengamati otot yang membangun tubuh ikan tersebut lakukan pemotongan secara vertical mula-mula pada bagian kepala, kemudian gambarkan, pada badan ikan juga digambarkan dan pada bagian ekor selanjutnya amati otot-ototnya. Otot yang dimiliki pada setiap segmennya akan berbeda. Kemudian buatlah ciri-cirinya serta habitatnya. Setelah praktikum selesai dilaksanakan, cuci nampan dan keringkan kemudian bersihkan meja praktikum.




IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Sistem Integumen dan Sistem Otot pada  ikan ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 Morfologi Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis  ).
Klasifikasi Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis ) :
Ordo                : Percomorphi                         
Family             : Scinidae                               
Genus              : Pseudocienna
Species            : Pseudocienna amovensis
Habitat                        : Air laut

Adapun ukuran Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis ) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 270 mm                     Bdh     : 65 mm                      
FL       :   -   mm                      Hdl      : 60 mm
SL       : 230 mm
4.1.2 Bentuk Sisik
            Untuk pada Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis ) sisik ikan tersebut termasuk pada golongan pada sisik ctenoit. Pada sisik ini terdapat garis berbentuk seperti sirculi dan annuli. Dibagian anterior sisik terdapat rigi-rigi yang terdiri dari satu baris atau lebih. Sisik ini terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).
Dibandingkan dengan ketiga sisik terdahulu, kedua sisik ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis, fleksibel, transparant, dan tidak mengandung dentine maupun enamel. Pertumbuhan sisik ini terjadi pada bagian atas maupun bawah.
4.1.3 Bentuk Otot
Pekerjaan urat daging atau otot untuk setiap aktifitas kehidupan hewan seharihari sangat penting. Dari mulai gerakan tubuh hingga kepada peredaran darah, kegiatan utama gerakan tubuh disebabkan karena keaktifan otot tersebut. Secara fungsional otot ini dibedakan menjadi dua tipe, yaitu yang dibawah rangsangan otak dan yang tidak dibawah rangsangan otak.







Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berfungsi sebagai synergis yang bekerja saling menyokong dengan yang lainnya, ada pula yang berfungsi sebagai antagonis yang bekerja berlawanan, yaitu satu berkontraksi dan yang lainnya mengendur.
4.2 Pembahasan
Menurut Weber et el (2003) ciri ikan Gulamah adalah bermulut lebar ,gigi-gigi besar dan kecil pada rahangnya. Gigi besar pada pada bagian ujung rahang atas ,tanpa gigi taring. Memiliki gelembung udara. Bentuknya lonjong atau lebih mirip wortel dan dilengkapi dengan tonjolan seperti akar pohon yang berjumlah 22-29.Panjang urat sisi dapat mencapai 3 cm namun pada umumnya 25-30 cm. Sirip punggung berjari-jari keras 10, diikuti dengan 1 jari-jari keras yang bersambung dengan 25-28 jari-jari lemah .
Sirip dubur berjari-jaru keras 2 dan 7 jari-jari lemah. Warna dasar yang dimiliki ikan ini adalah putih keabuan dengan adanya strip-strip yang bergelombang. Terdapat di bagian atas badan suatu bentuk kuning pucat memanjang di atas garis rusuk. Total hitam pada pangkal sirip dada juga pada penutup inang.Sirip-sirip sebagian kuning sebagian gelap dan ukuran dapat mencapai 38 cm dan umumnya 25-30 cm.
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik cycloid dan ctenoid merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik yang lembut.
Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut, sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar. Sisik scycloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik ctenoid mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.
Ikan yang bersisik keras biasanya ditemukan pada golongan ikan primitive, sedangkan pada ikan modern, kekerasan sisiknya sudah fleksibel. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis bahan yang dikandungnya. Sisik dibuat di dalam dermis sehingga sering diistilahkan sebagai rangka dermis.
Ada beberapa jenis ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian tubuh tertentu saja. Seperti “paddle fish”, ikan yang hanya ditemukan sisik pada bagian operculum dan ekor. Dan adapula yang hanya ditemukan sepanjang linea lateralis. Ikan sidat (Anguilla) yang terlihat seperti tidak bersisik, sebenarnya bersisik tetapi sisiknya kecil dan dilapisi lendir yang tebal. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung di dalamnya, sisik ikan dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu Placoid, Cosmoid, Ganoid, Cycloid dan Ctenoid.
            Untuk pada Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis ) sisik ikan tersebut termasuk pada golongan pada sisik ctenoit. Pada sisik ini terdapat garis berbentuk seperti sirculi dan annuli. Dibagian anterior sisik terdapat rigi-rigi yang terdiri dari satu baris atau lebih. Sisik ini terdapat pada golongan ikan Teleostei, dimana masing-masing terdapat pada golongan ikan bejari-jari sirip lemah (Malacopterygii) dan golongan ikan berjari-jari sirip keras (Acanthopterygii).
Otot pada ikan adalah urat daging yang membentuk daging ikan terdiri dari tiga jenis urat daging yaitu urat daging licin, urat daging bergaris/rangka, urat daging jantung. (buku praktikum ikthiologi UR 2012).
Pada prinsipnya ikan mempunyai tiga macam urat daging atau otot berdasarkan struktur dan fungsinya, yaitu: otot polos, otot bergaris, dan otot jantung. Dari penempelannya juga bisa dibedakan menjadi dua yaitu otot menempel pada rangka yaitu otot bergaris dan yang tidak menempel pada rangka yaitu otot jantung dan otot polos.
Pada umumnya kerja otot memiliki fungsi ganda, ada yang berfungsi sebagai synergis yang bekerja saling menyokong dengan yang lainnya, ada pula yang berfungsi sebagai antagonis yang bekerja berlawanan, yaitu satu berkontraksi dan yang lainnya mengendur.
Bagian-bagian besar otot bergaris pada tubuh ikan ada empat, yaitu:
1. Otot ocolomotor, yang terdapat pada mata dengan jumlah tiga pasang
2. Otot hypobranchial, terdapat pada dasar pharynx, rahang, hyoid dan lengkung
    Insang (berfungsi sebagai pengembang).
3. Otot branchiomeric yang terdapat pada muka, rahang dan lengkung insang
(berfungsi sebagai pengkerut). Otot yang bekerja terhadap rawan insang pada hiu ialah kelompok otot branchial yang terdiri dari otot-otot konstriktor, levator dan interakualia.
4. Otot appendicular yang berfungsi untuk menggerakkan sirip.
Pada daerah sirip berpasangan (sirip perut dan sirip dada), otot-ototnya melanjutkan diri ke dinding tubuh, terjadi pelekatan ikatan otot hypaksial dari beberapa myomer yang berurutan ke gelang anggota dan menyebar pada sirip, membentuk dua macam kelompok otot yaitu Abductor (untuk menegakkan) dan Adductor (untuk mengembangkan), dengan beberapa tambahan seperti lembaran otot tipis yang di antara jari-jari sirip (untuk melipat) dan otot yang menegang dan menggerakkan girdle.
Dalam beberapa hal, sirip berpasangan selain berfungsi untuk pergerakan, juga sebagai alat untuk menyalurkan sperma dari ikan jantan kepada betina pada golongan ikan Elasmobranchii, sehingga urat daging di sini pun berfungsi sebagai pendorong sperma keluar.
Otot sirip-sirip tunggal berfungsi untuk menggerakkan sirip-sirip tersebut. Otototot permukaan pada sirip punggung dan sirip dubur disusun sebagai pasangan otot protractor (penegang) dan retractor (pengendur). Urat daging inclinator lateral dan urat daging erector di bagian depan serta depressor di bagian belakang . Sirip ekor mempunyai gumpalan otot lateral yang dihubungkan oleh otot pada bagian dasarnya. Otot ekor berfungsi menggerakkan (dorsal flexor dan ventral flexor) dan mengembangciutkan seperti kipas (flexor, interfilamental di antara jari-jari sirip).

V . KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.      Kesimpulan
            Integumen merupakan sistem pembalut tubuh pada ikan yang terdiri dari kulit. Kulit selain berfungsi sebagai pembalut tubuh juga berguna sebagai alat pertahanan pertama terhadap penyakit, perlindungan dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan, alat ekskresi dan osmoregulasi sebagai keseimbangan tubuh. Kulit sebagai pembungkus pada ikan terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan luar yang disebut dengan epidermis dan lapisan dalam yang disebut dengan dermis atau corium.
            Ikan Gulamah (Pseudocienna amovensis  ), memiliki bentuk sisik ctenoid. Ikan ini dapat di temukan di perairan air laut yang. Ikan ini  banyak dikonsumsi karena mengandung nilai gizi dan bernilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan ini sudah mulai sulit didapatkan. Ikan-ikan ini sering ditemukan di pelabuhan kapal penangkap ikan, pasar tradisional dan di pasar modern.
5.2.      Saran
            Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi ini terutama pada membahas Sistim Integumen dan Sistem Otot pada Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.


DAFTAR PUSTAKA
Ardiwinata. 1981. http://id.wikipedia.org/wiki/ikan paweh. (diakses pada tanggal 4 April 2012).
Feliatra, Arthur Brown, Syafril Nurdin, Kusai, Putu Sedana, Sukendi, Suparmi, Elberizon. 2003. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan II.Faperikan Press Universitas Riau. Pekanbaru.180 hal
Khairuman, SP, Ir. Dodi Sudenda, MM, & Ir. Bambang Gunadi, M.Sc." Budi Daya Ikan Paweh Secara Intensif”. AgroMedia Pustaka. Jakarta. 2008.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum Ichtyology. Universitas Riau. Pekanbaru.
Mudjiman, A. 2001. Makanan ikan. cetakan ke-15. PT Penebar Swadaya. Jakarta. 190 hal.
Ridwan dkk. 2011. Penuntun Praktikum Ichthyology. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.ochdianto A. 2005. Analisis Finansial Usaha Pembenihan Ikan Karper (Cyprinus carpio Linn) di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Skripsi S1 FE, Universitas Tabanan
Romimohtarto, K. 2005. Ilmu Pengetahuan Biota Laut. Djambatan. Jakarta. 540 hal.
Suseno Djoko. 2000. http://id.wikipedia.org/wiki/ikan_paweh. (diakses pada tanggal 4 April 2012).
Wikipedia. 2011. http://www.wikipedia.org. (diakses pada tanggal 4 April 2012).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar