Ucapan NAtal

Selamat HAri Natal 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013

Rabu, 24 Oktober 2012

Sirip dan Jari-Jari Sirip (Ikthiologi)

I . PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), siri anus (A), sirip ekor (C). Kelima sirip ekor tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut sedangkan yang lainnya bersifat tunggal. Tidak semua jenis ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip  tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak lengkap.
Tidak ada sirip punggung disebabkan oleh menghilang dan bermodifikasi sebagai alat hisap. Memiliki sirip punggung seperti berbentuk sempurna dan rudimeter. Jumlah sirip punggung ada satu, dua, tiga dan lebih dari tiga. Letak sirip punggung dapat ditemukan di belakang kepala bagian anterior badan, di pertengahan, jauh kebelakang badan.
 Permulaan sirip punggung di depan sirip perut, persis sama dengan permulaan sirip perut, dibelakang sirip perut, persis sama dengan permulaan sirip anus.
Hubungan sirip punggung dengan sirip ekor adalah terpisah dengan sirip ekor dan menyatu dengan sirip ekor. Sirip dada terletak di anterior badan di belakang tutup insang (operculum). Posisi dasar sirip dada adalah horizontal, vertikal, setengah lingkaran dan oblique.
Posisi sirip dada di daerah ventral, di bawah linea lateralis persis di belakang tutup insang, dibawah linea lateralis persis di bawah sudut tutup insang dan persis di belakang sudut dan tutup insang.
1.2  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk, ukuran, penggolongan secara umum pada sirip dan jari-jari sirip  ikan pada ikan air tawar maupun air laut.  Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), siri anus (A), sirip ekor (C). Kelima sirip ekor tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut sedangkan yang lainnya bersifat tunggal. Tidak semua jenis ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip  tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak lengkap.
Dan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di Fakultas Perikanana dan Ilmu Kelautan dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang sirip dan jari-jari sirip ikan. kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi ikan menurut  Rahardjo (2000), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Apabila ditinjau dari segi morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh ikan dapat dibagi tiga yaitu bagian kepala, badan, dan ekor (Widya tri 2001).  Manda et el, (2005) mengatakan bahwa mulut dan sungut pada ikan terdapat di bagian anterior kepala dengan bentuk dan posisi bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkunan hidup di lingkungannya di mana ikan-ikan itu berada.Sungut pada ikan bergungsi sebagai alat peraba dan pendeteksi dalam rangka mencari makan.
Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2006) sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
Manda et al (2005), sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna. Melainkan ada yang tidak lengkap.
Ikan Kapiek menurut Pulungan (2000) adalah ikan yang moncong menonjol ke depan dan tumpul, kepala bersegi tidak bersisik, mulut sub terminal, pada rahang atas terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu lipatan bibir,lipatan rahang atas di sudu mulut menutupi lipatan bibir bawah.Pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek sekali,permukaan kepala licin sekali,garis rusuk sempurna 34-36 sisk,bentuk badan memanjang persegi,perut mendatar dan bersisik. Ikan (Crytopterus bichirchis) atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat.
Ikan baung yang terdapat didaerah riau mempunyai warna yang Abu-abu dengan pita tipis memanjang yang berawal dari tutup insang hingga pangkal sirip ekor. Sungut hidung mencapai mata dan sungut rahang atas memanjang hampir mencapai sirip ekor. Bagian atas kepala agak kasar, terdapat garis gelap memanjang dan mempunyai titik hitam di ujung sirip lemah (Djuhanda, 2001).
Ikan Baung berwarna keabu-abuan yang terdapat di punggungnya, bentuk tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik. Sirip punggung tambahan berupa sirip lemah yang terletak terpisah antara sirip punggung dan sirip ekor. Mempunyai satu pasang sungut (kumis) yang fungsinya sebagai alat peraba dan sungut rahang atas panjangnya hampir melampaui sirip dubur (Tang dan Effendie, 2000).


III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ikthiologi tentang Sirip dan Jari-jari Sirip Ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 24 Maret 2012 pada pukul 08.00-10.00 WIB. Dan Praktikum Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
                Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Ikan Nila ( Oreocromis niloticus ), Ikan Pepetek  (Leignathus dussumieri), Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger), Ikan  Pantau (Rasbora argirotaenia), Ikan Selar biasa (caranx rottleri). Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) danIkan Toman (Channa micropaltes)
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah alat-alat tulis seperti pena, pensil, penghapus, penggaris dan alat lainnya seperti serbet, buku gambar, nampan dan buku penuntun praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung di Laboratorium Biologi Perikanan.
3.4 Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum ini adalah menyiapkan peralatan praktikum dan bahan-bahan praktikum yang dibutuhkan saat melakukan praktikum. Membuat klasifikasi dan habitat ikan. Membuat gambar ikan dan bagian tubuh ikan serta membuat ukuran dari ikan tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh  ikan ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 Ikan Nila ( Oreocromis niloticus ).

Klasifikasi Ikan Nila ( Oreocromis niloticus ):
Ordo                : Percomorphi                         
Family             : Cichilidae                             
Genus              : Oreocromis
Species            : Oreocromis niloticus
Habitat                        : Air tawar

Adapun ukuran Ikan Nila ( Oreocromis niloticus ) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 195 mm                     Bdl      : 70 mm                      
FL       :   -    mm                     Hdl      : 50 mm
SL       : 135 mm
Jumlah sirip pada ikan nila yaitu, D = XV,10,- ; P = -,13,-  ; V = I, 3, 3 ; A= -,3,-  ; C=-,13,- Djarijah (1995) mengklasifikasikan ikan Nila sebagai berikut : Phylum Chordata, Subphylum Vertebtara, Klass Osteichtyes, Subklass Achanthoptherigi, Ordo Percopmorpa, Subordo Perciodea, Family Chiclidea, Genus Oreochromis, dan Spesies Oreochromis niloticus. Ikan Nila bersifat omnivora tapi cenderung untuk mengkonsumsi makanan yang berasal dari Plankton, Tumbuh-tumbuhan hakus, dedak tepung bungkil kacang, ampas kelapa dan lain sebagainya ( Asmawi, 1986). Menurut Sugiarto (1987) ikan Nila Orechromis niloticus termasuk ke dalam ordo Perciformes,Family Cichlidae,Genus Oreochromis dan spesies Orechromis niloticus.Santoso(1996) mengatakan bahwa ikan yang termasuk dalam genus orechromis adalah ikan yang bertugas mengerami telur dan menjaga anaknya adalah sang induk betina.Contoh spesies lainnya antara lain: Oreochromis spilarus, Oreochromis aereus, Oreochromis hantari, Oreochrommis mossambicus ,Oreochromis niloticus. Ikan Nila merupakan ikan nila yang mempunyai bentuk yang agak memanjang pipih ke samping .Warnanya putih kehitaman, makin ke bagian ventral warnanya akan semakin terang.Pada tubuh terdapat 10 buah garis vertikal yang berwarna hijau kebiruan,sedangkan pada sirip ekor terdapat 8 buah garis melintang yang ujungnya berwarna kemerahan.(Santoso,1996). Mata ikan Nila tampak menonjol agak besar dan di pinggirnya berwarna hijau kebiruan.Letak mulut terminal.Gurat sisi(Linea lateralis) terputus menjadi 2 bagian yanng terletak memanjang di atas sirip dada.(Sugiarto,1987). Ikan Nila mempunyai nama perdagangan yaitu nile tilapea.Ikan ini memiliki bentuk tubuh seperti pipih compressed dengan panjang tubuh serta hidup di sekitar dasar perairan dan permukaan perairan laut,tergolong ikan Palagis yang menghendaki perairan bersalinitas tinggi,suka hidup bergerombol baik perairan pantai maupun di lepas pantai .Kebiasaan makannya adalah memakan plankton besar atau kasar,cepalopoda dan Sunyoto crustacea(Mandala,2005).

4.1.2 Ikan Pepetek  (Leignathus dussumieri).
Klasifikasi Ikan Pepetek  (Leignathus dussumieri) :
Ordo                : Percomorphi             
Species            : Leignathus diussunieri
Family             : Leloghnatidae          
Habitat                        : Air laut
Genus              : Leignathus

Adapun ukuran Ikan Pepetek  (Leignathus dussumieri) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 175 mm                    
Bdl      : 80 mm                      
FL       : 115 mm                    
Hdl      : 40 mm
SL       : 140 mm

Ikan pepetek (Leignathus dussummieri), tergolong pada keluarga leiognathidae yang masih berkerabat dengan keluarga Carangiadae.
Jenis ini merupakan jenis ikan yang kecil, Panjang tubuhnya tidak lebih dari 15 cm, Badanya tinggi dan bentuknya pipih. Daging dari jenis ini tidak begitu banyak, (Djuhanda, 1981).

4.1.3 Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger).
Klasifikasi Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger) :
Ordo                : Perciformes                          
Species            : Stromateus niger
Family             : Parastromateu                                  
Genus              : Stromateus
Habitat                        : Air laut
Adapun ukuran Ikan Bawal Hitam (Stromateus niger) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 140 mm                     Bdl      : 80 mm                      
FL       : 125 mm                     Hdl      :35 mm
SL       : 110 mm
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak.
 Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil.
Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Kalau di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor danstruktur gurat sisi, iakn ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga Carangidae. Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah. Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan makanan, dan mempunyai pasaran yang baik.
Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laulaut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina. (T. Djuhanda, 1981). Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung bersifat omnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981) .Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30. Termasuk pemakan plankton, hidupnya didasar perairan yang berlumpur sampai kedalaman 100 meter, umumnya dimuara-muara sungai besar. Warnanya abu-abu keunguan bagian atas, putih perak bagian bawah. Siripnya agak gelap.
 Perbedaanya dengan bawal hitam selain sirip dubur yang lebih panjang. Ikan ini termasuk ikan ekonomis yang banyak dijual dipasar-pasar (Saanin, 1984).Ikan Bawal Hitam dapat berenang dengan posisi miring seperti pada ikan sebelah.Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm.

4.1.4 Ikan  Pantau (Rasbora argirotaenia).
Klasifikasi Ikan  Pantau (Rasbora argirotaenia) :
Ordo                : Cypriniformes                       Species            : Rasbora argirotaenia
Family             : Cyprinidae                            Genus              : Rasbora
Habitat                        : Air laut
Adapun ukuran Ikan  Pantau (Rasbora argirotaenia) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 135 mm                     Bdl      : 25 mm                      
FL       : 120 mm                     Hdl      : 20 mm
SL       : 110 mm
            Klasifikasi dari ikan pantau adalah sebagai berikut : Ordo : Cypriniformes, Famili : Cyprinidae, Genus : Rasbora, Spesies : Rasbora argyrotaenia(Saanin,1984).
Menurut Djuhanda (1981) ikan Pantau mempunyai warna dasar keperakan yang cemerlang.
Warna siripnya yang kekunungan ditambah dengan masing-masing cuping sirip ekornya yang memiliki memiliki pita warna hitam melintang.Bentuk tubuh dari tubuh ikan ini panjang membulat ,sisik-sisiknya besar.
Warna tubuh bagian atasnya kecoklatan –kecoklatan dan bagian bawahnya kekuning-kuningan dipisahkan oleh gurat sisi yang menghitam mulai dari belakang tutup insang terus ke belakang badan.Lubang mulut kecil,sekitar mulut tidak ada sungut peraba ,sepintas lalu kelihatan seperti beunteur.
Ikan Pantau (Rasbora argirotaenia) termasuk dalam genus Rasbora mempunyai bentuk tubuh memanjang hampir persegi dan ditutupi oleh sisik cycloid yang terdapat mulai dari belakang kepala sampai kepangkal ekor. Perut membundar, sirip punggung berukuran pendek tidak memiliki jari-jari lemak yang mengeras serta terletak di belakang sirip perut bercagak (forked), posisi mulut terminal dan mulut tidak memiliki sungut. Ikan dengan posisi mulut terminal baik mengarah ke atas maupun kebawah menurut WHITTEN dan KOTTELAT dalam PAMUNGKAS (2000) kemungkinan besar hidup di lapisan tengah perairan.
Ikan Pantau memiliki bentuk tubuh mamanjang hampir persegi dan tubuhnya ditutupi oleh sisik cycloit. Mempunyai bentuk mulut yang non proctractile yaitu mulut ikan yang tidak dapat disembulkan kedepan. Mulutnya leber, sudut mulut dengan bola mata sedikit kebelakang bola mata. Bibir tebal dan hanya bibir atas yang berlipatan.
Bentuk bibir atas bergerigi serta moncong ikan yang tumpul. Ikan Pantau ini tidak memiliki sungut. Ikan ini hidup secara bergerombol, tubuh berwarna putih punggung agak kehitaman.
Pada pertengahan punggung terdapat sirip punggung yang disokong oleh jari-jari sirip, semua sirp berwarna kemerahan dan mempumyai bercakl hitam, sirip ekor bercagak panjang hampir sam dengan tinggi badan.
Ciri meristik dari ikan rasbora adalah tidak bersungut, sirip dubur dengan 5 jari yang bercabang, mulut agak kecil dengan berbonggol sambungan, tulang rahang bawah ,sambungan tulang rahang bawah (di dagu) berbogol dengan rusuk dengan cekungan pada sambungan tulang rahang atas (SAANIN,1984).

4.1.5 Ikan Selar Biasa (caranx rottleri).Klasifikasi Ikan Selar biasa (caranx rottleri) :
Ordo                : Perciformes                           Species            : Caranx rottleri
Family             : Chanidae                               Genus              : Caranx
Habitat                        : Air Laut
Adapun ukuran Ikan Selar biasa (caranx rottleri) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 185 mm                     Bdl      : 30   mm         FL       :  160   mm
Hdl      : 50 mm                       SL       : 145 mm
Ikan ini memliki sirip Dorsal ada dua, D1 =  4, D2 = 8, P = 13, V= I, 32 dan C= 14. Ikan selar tetengkek (caranx rottleri) selain mempunyai sirip tambahan dari sirip dubur dan sirip punggung bagian belakangnya, juga mempunyai tanda khas yang merupakan sisik besar,dan berduri pada gurat sisinya, melebar keatas dan kebawah badan. Ikan ini di dapat jauh ketengah-tengah lautan, tetapi anak-anaknya sering terdapat di muara-muara sungai yang besar.panjang tubuh ikan ini mencapai 40 cm lebih. Ikan seperti ini terdapat di seluruh daerah indo-pasifik (DJUHANDA, 1981)

4.1.6 Ikan Toman (Channa micropaltes).
Klasifikasi Ikan Toman (Channa micropaltes) :
Ordo                : Perciformes                          
Species            : Channa micropaltes
Family             : Channanidae            
Genus              : Channa
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Toman (Channa micropaltes) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 230   mm                  
Bdl      : 35 mm                      
FL       :  -     mm                    
Hdl      : 75 mm
SL       : 190   mm
            Ikan toman memiliki rumus sirip D= IVX, 3,- ; P= I,14,- ; V= XIV, -, -  ; A= -, 22, -  ; C= -, 14, - . Saanin (1986) mengklasifikasikan ikan Toman sebagai berikut kelas Osteichthyes, ordo labyrinthici, subordo Ophiocephaloidei, famili Ophiocephalidae, genus Ophiocephalus dan species Ophiocephalus micropeltes.
Asmawi (1986) menyatakan bahwa ikan toman memiliki cirri-ciri sebagai berikut : tubuhnya ditutupi oleh sisik yang berwarna biru kehitam-hitaman pada bagian punggung dan bagian perut berwarna putih cerah , pada ikan Toman muda disepanjang tubuhnya terdapat 2 garis hitam yang membujur, tapi pada ikan yang sudah tua kedua garis tersebut hilang.

4.1.7 Ikan Gurami (Osphronemus gouramy).
.Klasifikasi Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) :
Ordo                : Lebyrinthici               Species            : Osphronemus gouramy
Family             : Anabantidae              Genus              : Osphronemus
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Gurami (Osphronemus gouramy) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 260   mm                   Bdl      : 95 mm                      
FL       :   -      mm                   Hdl      : 50 mm
SL       : 210   mm
Ikan gurami memiliki bentuk tubuh pipih dan lebar dimana tinggi badannya lebih dari setengah kali panjang tubuh, sirip punggung panjang, terdiri dari 12-13 jari-jari lemah, sirip dubur terdiri dari 9-11 jari-jari keras dan 9-21 jari-jari lemah, sirip perut satu jari-jari keras dan dua diantara jari-jari lemahnya memanjang seperti benang yang berfungsi sebagai alat peraba, sirip dada terdiri dari 2 jari-jari keras yang kecil dan 13-14 jari-jari lemah. Gurat sisi sempurna mulai dari pangkal kepala sampai kepangkal ekor yang terdiri dari 30-33 keping sisik (Kottelat et al,1993).
Ikan gurami merupakan ikan yang suka berdiam diperairan yang tenang dan dalam seperti rawa, danau, dan waduk. Selain diperairan tawar, ikan gurami dapat juga hidup diperairan payau yang kadar garamnya rendah(susanto,1987), Ikan Gurami menyukai keadaan perairan yang sedikit hangat yang biasanya terletak pada ketinggian 150-750 meter dpl.Kisaran temperatur 25-30ºC dan pH netral(Susanto,1987).
Bentuk tubuh compressed,osteichtyed ,bentuk kepala tumpul,mulut terminal ,lubang hidung dua pasang(dirhinous),mempunyai tutup insang, dan lonjong agak tebal,bibirnya dapat ditonjolkan ke depan,badan dan kepala bersisik keras-keras, warna tubuh putih kehijauan dan mengkilat waktu terkena matahari,matanya terletak sedikit keras dari sudut mulut gurat sisi sempurna serta makanan utamanya berupa tumbuh-tumbuhan.

4.2 Pembahasan
Sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan arah dan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), siri anus (A), sirip ekor (C). Kelima sirip ekor tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut sedangkan yang lainnya bersifat tunggal. Tidak semua jenis ikan dipermukaan bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip  tersebut secara sempurna, melainkan ada yang tidak lengkap.
Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2006) sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
Manda et al (2005), Sirip pada ikan berperan dalam penentuan arah dan gerak ikan yang terdiri dari sirip punggung (D), sirip perut (V), sirip dada (P), sirip anus (A) dan sirip ekor (C). Tidak semua jenis ikan memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
Ikan dari ordo Percomorphi mempunyai sirip perut yang terletak di bawah sirip dada, sirip punggung biasanya ada dua yang didepannya disokong jari-jari keras sedangkan yang di belakang sebagian disokong jari-jari lunak. Banyak dari jenis-jenis ordo ini terdapat di pasar seluruh Indonesia. (Djuhanda, 1981).
Manda et al (2005), sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna. Melainkan ada yang tidak lengkap.
Saanin (1984) menyatakan untuk mengidentifikasi ikan harus diperhatikan sifat-sifatnya, tanda-tanda dan bentuk serta bagian-bagian dari tubuh ikan yaitu rumus sirip, perbandingan panjang dengan tinggi, bentuk garis rusuk dan jumlah garis sisik yang meliputi garis rusuk tersebut bentuk sisik dan gigi beserta susunan tulang-tulang insang.
Saanin (1984) mengatakan bahwa untuk mengiedntifikasi ikan harus diperhatikan tanda-tanda, bentuk dan bagian dari tubuh ikan yaitu urmus mulut dan sungut yang banyak mengalami modifikasi. Oleh karena itu perbedaan ikan disebapkan oleh umur atau kadang-kadang oleh tempat hidupnya, maka tidak akan mungkin memberikan ukuran, ukuran yang diberikan adalah perbandingan saja.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna.
Melainkan ada yang tidak lengkap. sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
5.2 Saran
                Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi ini terutama pada membaha Sirip dan jari-jari Sirip Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.


DAFTAR PUSTAKA
Alawi, H., A. Muchtar, C. P. Pulungan dan Rusliadi, 1990. Beberapa aspek biologi ikan baung (Mystus nemurus) yang tertangkap disekitar perairan Teratak Buluh Sungai Kampar pusat penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 36 hal (tidak diterbitkan).
ARSYAD, H dan R. E. HARDINI, 1987. Penuntun Praktis Budidaya Perikanan. P. D. Mahkota. Jakarta. 14 halaman.

DINAS PERIKANAN dan KELAUTAN PROPINSI RIAU, 2001. Potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan propinsi Riau. 45 hal (tidak diterbitkan).

PULUNGAN, C. P. 1987. Potensi Budidaya Ikan Kapiek dari sungai Kampar Riau. Pusat Penelitian Universitas Riau. Pekanbaru. 73 hal (tidak diterbitkan).

PULUNGAN, C. P. 2000. Deskripsi ikan-ikan air tawar dari Waduk PLTA Koto Panjang. Riau. Puasat Universitas Riau. Pekanbaru 34 hal. (tidak diterbitkan).

RAHARDJO, S. 1980. Oseanografi Perikanan I. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. 141 hal.

SIHOTANG, C. 1989. Limnologi I. fakultas Perikanan Universitas Riau. Pekanbaru. 33 hal (tidak diterbitkan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar