Ucapan NAtal

Selamat HAri Natal 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013

Rabu, 24 Oktober 2012

Mulut dan Sungut (Ikthiologi)

I . PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
            Air adalah bahagian dari penyusun bumi. Bumi 70 % dihinggapi oleh air dan selebihnya daratan. Hampir sama dengan negara Indonesia. Indonesia lebih banyak dihiasi oleh perairan, dan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia kita ini. Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang ada di Indonesia. Dari semua itu, Indonesia terletak diantara 2 benua dan 2 samudera.  Dari semua perairan di Indonesia membuktikan bahwa banyaknya jenis-jenis makhluk hidup yang berada diperairan di Indonesia.
            Salah-satu makhluk hidup pengisi perairan di Indonesia ini adalah ikan. Perikanan adalah suatu usaha manusia untuk memanfaatkan sumber daya perairan, baik heawn maupun tumbuh-tumbuhan. Jenis ikan di Indonesia berbagai macam jenis nya. Di lautan, danau, sungai maupun di kolam-kolam. Jenis ikan di Indonesia ada yang sudah diketauhi dan ada juga identitas ikan tersebut belum diketahui. Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar 20.000 – 40.000 spesies ikan yang mendiami permukaan bumi ini dan ada 4.000 spesies diantaranya penghuni perairan Indonesia, baik laut, payau maupun perairan darat.
            Jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memliki beberapa kesamaan dan perbedaan identitas yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasiannya. Oleh karena itu dengan adanya perbedaan dan kesamaan identitas dari beberapa jenis ikan di Indonesia ini, dapat membuat kita paham dan mengerti jenis ikan tersebut. Dan dapat membuat kita mengetahui perbedaan jenis ikan yang satu dengan jenis ikan yang lainnya. Ikan adalah makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, dan yang hidup diperairan.
            Bila ditinjau dari segi morfologinya bentuk ikan dapat dibagi menjadi tujuh bahagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik dan ciri-ciri lainnya. Dan bagian tubuh ikan dapat dibagi tiga yaitu bagaian kepala, badan dan bagian ekor.
1.2  Tujuan dan Manfaat
            Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk, ukuran, penggolongan dan bagian tubuh ikan secara umum khususnya bagian mulut dan sungut pada ikan air tawar maupun air laut.
            Dan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di Fakultas Perikanana dan Ilmu Kelautan dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang mulut dan sungut pada ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
Definisi ikan menurut  Rahardjo (2000), yaitu makhluk vertebrata yang berdarah dingin, bernapas dengan insang dan bergerak dengan sirip, yang hidup di perairan. Dari semua spesies, ikan memiliki bentuk tubuh dan bagian luar tubuh yang berbeda-beda sehingga ikan dapat digolongkan dalam beberapa bagian. Meskipun ikan memiliki bentuk tubuh yang bervariasi namun ikan mempunyai pola dasar yang sama, yaitu “ kepala-badan-ekor”.
Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan tawar. Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga ratus spesies ikan. Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian (Manda et al, 2005).
Apabila ditinjau dari segi morfologinya dapat dibagi menjadi tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh ikan dapat dibagi tiga yaitu bagian kepala, badan, dan ekor (Widya tri 2001).  Manda et el, (2005) mengatakan bahwa mulut dan sungut pada ikan terdapat di bagian anterior kepala dengan bentuk dan posisi bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkunan hidup di lingkungannya di mana ikan-ikan itu berada.Sungut pada ikan bergungsi sebagai alat peraba dan pendeteksi dalam rangka mencari makan.
Menurut Ridwan, Chaidir, Budjiono dan Lesje, (2006) sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung(D), sirip dada(P), sirip perut(V), sirip anus(A), dan sirip ekor(C). sirip punggung yang terdapat pada ikan(Kelas Chondrichtyes) disokong oleh keping-keping tulang rawan yang dinamakan tulang basal yang terletak dibagian bawah tertumpu apda cucuk Neural. Dan rawan radial yang terletak di rawan basal menunjang jari-jari keras. Sirip dada chondrichtyes disokong oleh tulang gelang bahu(pectoral girdle) yang kuat dan dinamakan coracoscapula.
Manda et al (2005), sirip pada ikan berperan sangat penting dalam penentuan gerak ikan. Sirip pada ikan terdiri dari sirip punggung (D), sirip dada (P), sirip perut (V), sirip anus (A), dan sirip ekor (C). kelima sirip tersebut ada yang bersifat ganda seperti pada sirip dada dan sirip perut, sedangkan yang lain bersifat tunggal. Tidak semua ikan di bumi ini memiliki secara utuh kelima sirip tersebut secara sempurna. Melainkan ada yang tidak lengkap.
Ikan Kapiek menurut Pulungan (2000) adalah ikan yang moncong menonjol ke depan dan tumpul, kepala bersegi tidak bersisik, mulut sub terminal, pada rahang atas terdapat dua lipatan bibir, pada rahang bawah terdapat satu lipatan bibir,lipatan rahang atas di sudu mulut menutupi lipatan bibir bawah.Pada pertemuan lipatan bibir atas terdapat sungut pendek sekali,permukaan kepala licin sekali,garis rusuk sempurna 34-36 sisk,bentuk badan memanjang persegi,perut mendatar dan bersisik. Ikan (Crytopterus bichirchis) atau lebih dikenal dengan nama Selais Panjang Lampung merupakan salah satu bagian potensi perairan Riau. Ikan ini masih tergolong ikan air tawar yang hidup secara liar, namun demikian ikan ini mempunyai nilai ekonomi yang sangat penting. Ikan ini telah menjadi jenis ikan yang sangat digemari oleh masyarakat.
Ikan baung yang terdapat didaerah riau mempunyai warna yang Abu-abu dengan pita tipis memanjang yang berawal dari tutup insang hingga pangkal sirip ekor. Sungut hidung mencapai mata dan sungut rahang atas memanjang hampir mencapai sirip ekor. Bagian atas kepala agak kasar, terdapat garis gelap memanjang dan mempunyai titik hitam di ujung sirip lemah (Djuhanda, 2001).
Ikan Baung berwarna keabu-abuan yang terdapat di punggungnya, bentuk tubuh memanjang, licin dan tidak bersisik. Sirip punggung tambahan berupa sirip lemah yang terletak terpisah antara sirip punggung dan sirip ekor. Mempunyai satu pasang sungut (kumis) yang fungsinya sebagai alat peraba dan sungut rahang atas panjangnya hampir melampaui sirip dubur (Tang dan Effendie, 2000)

III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ikthiologi tentang mulut dan sungut dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 13 Maret 2012 pada pukul 13.00-15.00 WIB. Dan Praktikum Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum), belut (Monopterus albus), lele dumbo (Clarias gariepinus), gabus (Channa striata), bawal putih (Stromateus cinereus), lidah (Cynoglossus lingua), tongkol (Euthynnus allecterates).
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah alat-alat tulis seperti pena, pensil, penghapus, penggaris dan alat lainnya seperti serbet, buku gambar, nampan dan buku penuntun praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung di Laboratorium Biologi Perikanan. Mengklasifikasikan dan menggolongkan ikan, serta mengukur ikan dan bentuk ikan. Dan melihat atau mengetahui bagian letak mulut dan sungut ikan.
3.4 Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum ini adalah menyiapkan peralatan praktikum dan bahan-bahan praktikum yang dibutuhkan saat melakukan praktikum. Membuat klasifikasi dan habitat ikan. Membuat gambar ikan dan bagian tubuh ikan serta membuat ukuran dari ikan tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum mulut dan sungut, bentuk, ukuran dan bagian tubuh luar ikan ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 IKAN TONGKOL ( Euthynnus allecterates ).
Gambar 1. Ikan Tongkol ( Euthynnus allecterates ).
Klasifikasi Ikan tongkol :
Ordo                : Percomorphy
Family             : Scombridae
Genus              : Euthynnus
Species            : Euthynnus
Habitat                        : Air Laut

Adapun ukuran ikan Tongkol yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 290                Bdl      : 70 mm                       SL       : 280 mm
FL       : 260 mm         Hdl      : 70 mm
Ikan Tongkol adalah jenis ikan pelagis yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor Indonesia. Akan tetapi akibat pengelolaan yang kurang baik di beberapa perairan Indonesia, terutama disebabkan minimnya informasi waktu musim tangkap, daerah penangkapan ikan, disamping kendala teknologi tangkapnya itu sendiri, tingkat pemanfaat sumber daya ikan menjadi sangat rendah.
 Morfologi Tongkol (Euthynnus affinis) Ikan tongkol terklasifikasi dalam ordo Goboioida, family Scombridae, genus Euthynnus, spesies Euthynnus affinis. Ikan tongkol masih tergolong pada ikan Scombridae, bentuk tubuh seperti betuto, dengan kulit yang licin. Sirip dada melengkung, ujungnya lurus dan pangkalnya sangat kecil. Ikan tongkol merupakan perenang yang tercepat diantara ikan-ikan laut yang berangka tulang. Sirip-sirip punggung, dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh, sehingga sirip-sirip ini dapat dilipat masuk kedalam lekukan tersebut, sehingga dapat memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat. Dan dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang kecil-kecil yang disebut finlet.
Ikan Tongkol merupakan salah satu jenis ikan pelagis artinya hidup dilapisan atas dari suatu perairan. Bentuk badanya memanjang yang kedua ujungnya meruncing, mempunyai dua sirip punggung dan 7-8 finlet. Dari bentuk ikan adanya dua sirip punggung dan banyaknya finlet ini menujukan ikan tongkol termasuk jenis ikan perenang cepat.

4.1.2. BELUT (Monopterus albus).
Gambar 2. Belut (Monopterus albus).
Klasifikasi Belut :
Ordo                : Synbranriformes                                Species : M. Albus
Family             : Synbranchidae                                  Habitat : Sungai/ Air Tawar
Genus              : Monopterus
Adapun ukuran belut yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 450 mm         Bdl      : 30 mm                       SL       : - mm
FL       : - mm              Hdl      : - mm
Belut adalah sekelompok ikan berbentuk mirip ular yang termasuk dalam suku Synbranchidae. Suku ini terdiri dari empat genera dengan total 20 jenis. Jenis-jenisnya banyak yang belum diperikan dengan lengkap sehingga angka-angka itu dapat berubah. Anggotanya bersifat pantropis (ditemukan di semua daerah tropika).
Belut berbeda dengan sidat, yang sering dipertukarkan. Ikan ini boleh dikatakan tidak memiliki sirip, kecuali sirip ekor yang juga tereduksi, sementara sidat masih memiliki sirip yang jelas. Ciri khas belut yang lain adalah tidak bersisik (atau hanya sedikit), dapat bernapas dari udara, bukaan insang sempit, tidak memiliki kantung renang dan tulang rusuk. Belut praktis merupakan hewan air darat, sementara kebanyakan sidat hidup di laut meski ada pula yang di air tawar. Mata belut kebanyakan tidak berfungsi baik; jenis-jenis yang tinggal di gua malahan buta.
.Kebanyakan belut tidak suka berenang dan lebih suka bersembunyi di dalam lumpur. Semua belut adalah pemangsa. Daftar mangsanya biasanya hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil.

4.1.3 IKAN BAWAL AIR TAWAR (Colossoma macropomum).

Gambar 3. Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum).
Klasifikasi . Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma macropomum)  :
Ordo                : Chaiformes                                       
Family             : Charachidae                                     
Genus              : Colossoma
Species            : C. Macropamum
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran ikan bawal air tawar yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 190 mm                     Bdl      : 100 mm                     SL       : 160 mm
FL       : 180 mm                     Hdl      : 50 mm
Ikan bawal yang telah tersebar dan berkembang serta dikenal oleh masyarakat Indonesia termasuk jenis (species) Colossoma spp. Yaitu Colossoma macropomum dan Colossoma bracipomum. Kedua jenis ikan bawal ini mirip atau identik dengan jenis (spesies) ikan bawal yang disebut Cachama (Colossoma oculus) yang berkembang dan hidup di Amerika dan Venezuella. (Ostergaard 2009). Ikan ini merupakan salah satu komoditas perikanan yang bernilai ekonomis cukup tinggi dan  berasal dari Brazil.
Pada mulanya ikan bawal diperdagangkan sebagai ikan hias, namun karena pertumbuhannya cepat, nafsu makan tinggi serta termasuk pemakan segalanya (Omnivora), ketahanan yang tinggi terhadap kondisi limnologis yang kurang baik, disamping itu rasa dagingnya pun cukup enak, hampir menyerupai daging ikan gurami dan dapat mencapai ukuran besar, maka masyarakat menjadikan ikan tersebut sebagai ikan konsumsi sehingga produksinya tiap tahun semakin meningkat (Chobiyah 2001).

4.1.4 IKAN LIDAH   (Cynoglossus lingua).
Gambar 4. Ikan Lidah (Cynoglossus lingua).
Klasifikasi . Ikan Lidah (Cynoglossus lingua)  :
Ordo                : Heterosoma                           Species            : Cynoglossus Lingua
Family             : Soleidae                                Habitat                        : Air laut                     
Genus              : Cynoglossus
Adapun ukuran ikan Lidah  yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 300 mm                     Bdl      : 65 mm                       SL       : - mm
FL       : - mm                          Hdl      : 70 mm
Ikan Lidah (Cynoglossus lingua) adalah spesies ikan yang berada di peraiaran laut. Ikan lidah disebut juga ikan bentuk pipih mendatar dan tergolong ikan non bilateral simeteris yang maksudnya adalah apabila tubuh ikan dibelah dua secara membujur maka belahan sebelah kanan dan kiri tidak mencerminkan belahan yang sama.
4.1.5 IKAN BAWAL PUTIH (Stromateus cinereus).
Gambar 5. Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus).
Klasifikasi  Ikan Bawal Putih(Stromateus cinereus) :
Ordo                : Perciformes                           Species            : Stromateus cinereus
Family             : Bramidae                               Habitat                        : Air laut
Genus              : Stromateus
Adapun ukuran ikan Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 260 mm                     Bdl      : 110 mm                     SL       : 190 mm
FL       : 230 mm                     Hdl      : 70 mm
Bawal putih juga dikenali dengan panggilan bawal cermin, kilat, dueh putih atau dueh bujang. Ia juga dipanggil Silver Pomfret. Bawal cermin berbentuk seperti rombus dan sedikit cembung. Bawal cermin dewasa kelihatan lebih lebar dan cembung. Mata terletak di bahagian kepala yang kelihatan seakan bersambung terus dengan badan.Meskipun badan bawal cermin kelihatan lebar tetapi mulut dan matanya agak kecil dan berhimpun di sudut hujung bahagian kepala. Rahang atas dan bawah juga tidak boleh membuka dengan luas.
Ikan Bawal hidup dan berenang secara berkumpulan. Biasanya pada musim tertentu bawal cermin boleh didapati dengan banyak. Ia juga dikatakan sering didapati beriringan dengan udang di dasar laut.Pergerakan spesies bawal dalam berkawan menjadikannya sebagai tangkapan yang sesuai dengan menggunakan pukat. Bagaimanapun ia boleh ditangkap menggunakan pancing dan rawai.

4.1.6 IKAN GABUS (Channa striata).
Gambar 6. Ikan Gabus (Channa striata).
Klasifikasi  Ikan Gabus (Channa striata) :
Ordo       : Perciformes      Species   : Channa striata              Genus : Channa
Family   : Channidae         Habitat   : Air Tawar
Adapun ukuran Ikan Gabus (Channa striata) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 260 mm                     Bdl      : 30 mm                       SL       : 220 mm
FL       : - mm                          Hdl      : 60 mm
Ikan darat yang cukup besar, dapat tumbuh hingga mencapai panjang 1 m. Berkepala besar agak gepeng mirip kepala ular (sehingga dinamai snakehead), dengan sisik-sisik besar di atas kepala. Tubuh bulat gilig memanjang, seperti peluru kendali. Sirip punggung memanjang dan sirip ekor membulat di ujungnya.
Sisi atas tubuh --dari kepala hingga ke ekor-- berwarna gelap, hitam kecoklatan atau kehijauan. Sisi bawah tubuh putih, mulai dagu ke belakang. Sisi samping bercoret-coret tebal (striata, bercoret-coret) yang agak kabur. Warna ini seringkali menyerupai lingkungan sekitarnya. Mulut besar, dengan gigi-gigi besar dan tajam.
Gabus dan kerabatnya termasuk hewan Dunia Lama, yakni dari Asia (genus Channa) dan Afrika (genus Parachanna). Seluruhnya kurang lebih terdapat 30 spesies dari kedua genus tersebut.
Di Indonesia terdapat beberapa spesies Channa; yang secara alami semuanya menyebar di sebelah barat Garis Wallace. Namun kini gabus sudah diintroduksikan ke bagian timur pula. Salah satu kerabat dekat gabus adalah ikan toman (Channa micropeltes), yang panjang tubuhnya dapat melebihi 1 m dan beratnya lebih dari 5 kg. Ikan gabus menyebar luas mulai dari Pakistan di barat, Nepal bagian selatan, kebanyakan wilayah di India, Bangladesh, Sri Lanka, Tiongkok bagian selatan, dan sebagian besar wilayah di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

4.1.7 IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus).
Gambar 7. Ikan Lele Dumbo (Clarias  gariepinus)
Klasifikasi  Ikan Lele Dumbo (Clarias  gariepinus) :
Ordo       : Siluriformes      Species   : Clarias garipinus          Genus :Clarias
Family   : Clariidae            Habitat   : Air Tawar
Adapun ukuran Ikan lele dumbo (Clarias  gariepinus) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 270 mm                     Bdl      : 40 mm                       SL       : 250 mm
FL       : - mm                          Hdl      : - mm
Lele atau ikan keli, adalah sejenis ikan yang hidup di air tawar. Lele mudah dikenali karena tubuhnya yang licin, agak pipih memanjang, serta memiliki "kumis" yang panjang, yang mencuat dari sekitar bagian mulutnya.
Lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin, kecuali lele laut yang tergolong ke dalam marga dan suku yang berbeda (Ariidae). Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Bahkan ikan lele bisa hidup pada air yang tercemar, misalkan di got-got dan selokan pembuangan.
Ikan lele bersifat nokturnal, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari, ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam, ikan lele memijah pada musim penghujan. Walaupun biasanya lele lebih kecil daripada gurami umumnya,namun ada beberapa jenis lele yang bisa mencapai panjang 1-1,5 m dan beratnya bisa mencapai lebih dari 2 kg,contohnya lele Wels dari Amerika.

4.2 Pembahasan
            Mulut dan sungut pada ikan terletak dibagian anterior kepala dengan bentuk, ukuran dan posisi yang saling bervariasi sesuai dengan kebiasaan hidup dan lingkungan dimana ikan-ikan itu berada. Hal tersebut menyebabkan bentuk dan ukuran mulut ikan omnivor maupun carnivor berbeda. Bahkan bentuk dan ukuran mulut ikan-ikan yang hidup didaerah pelagis berbeda dengan bentuk dan ukuran mulut ikan yang hidup disasar maupun didaerah batu karang.
            Mulut ikan bentuk proctractile adalah brntuk mulut yang dapat disembulkan ke depan dan selanjutnya dapat ditarik kembali keposisi semula, seperti pada ikan mas (Cyprinus carpio). Mulut ikan bentuk protractile adalah mulut ikan yang tidak dapat disembulkan ke depan. Ukuran mulut dapat terdiri dari : sempit, sedang dan lebar. Posisi sudut mulut dengan bola mata dapat seperti, satu garis dengan sisi bawah bola mata, tegak lurus dengan atau sedikit di belakang bola mata dan tegak lurus dengan sisi depan bola mata. Ukuran bibir juga terdiri dari, bibir tebal dan bibir tipis ( Caesio pinjalo ).
            Ukuran sungut terdiri berbagai macam, seperti : pendek dan halus, pendek dan tebal, pendek tebal dan berkait,  panjangnya hampir mencapai permukaan sirip punggung, panjangnya mencapai batang ekor. Jumlah sungut bisa mencapai satu pasang, dua pasang, tiga pasang dan lebih dari tiga pasang. Jumlah sungut sama dengan rahang diatas dan rahang bawah. Posisi sungut dapat dijumpai pada rahang atas (dekat lubang hidung dan diatas bibir atas), dirahang bawah dan sudut mulut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
            Jenis mulut dan sungut pada ikan berbeda-beda tiap jenis ikan tersebut. Mulut ikan ada yang tipis dan ada yang tebal. Sungut nya bermacam-macam. Ada yang satu pasang, dua pasang bahkan ada yang tiga pasang atau lebih. Oleh karena itu, jenis mulut dan sungut ikan perlu diketahui untuk ilmu pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Dan setelah memahami bagaimana bentuk multu dang sungut itu, kita dapat mengetahui jenis ikan itu apa dan klasifikasinya.
5.2 Saran
            Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi ini, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.
DAFTAR PUSTAKA

Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum
Ikthiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
2012. Buku Penuntun Praktikum Laboratorium Biologi Perikanan-UR
^ Genus "Clarias" pada FishBase. Eds. Ranier Froese and Daniel Pauly. Aug 2007 version.
snakeheads.org Website tentang snakeheads

Tidak ada komentar:

Posting Komentar