I . PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terminologi
yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan
yang diterapkan pada ikan atau hewan lain. Terminologi yang digunakan pada
anatomi manusia ditetapkan pada buku ‘Nimina Anatomica’ yang dipublikasikan
oleh “International Congress of Anatomists (1996)”, dan terminology yang
digunakan pada anatomi mamalia ditetapkan padaa buku “Nomina of Veterianaria”
yang dipublikasikan oleh “World Association of Veterinary (1968)”. Hal yang
sama telah pula ditetapkan untuk bangsa burung yaitu buku “Nomina Anatomica”.
Perbedaan-perbedaan
yang umum dan mendasar yang ditemukan pada buku-buku tersebut di atas,
mempengaruhi deskripsi anatomi untuk semua vetebrata dan hal ini yang sama juga
ditemukan pada anatomi ikan. Jelasnya terminology anterior, posterior,
superior, yang ditetapkan pada anatomi manusia, secara keseluruhan berbeda
dengan yang diterapkan oada anatomi vetebrata lain.
Pada
anatomi manusia anterior berarti bagian tubuh dalam hal mana termasuk dada dan
abdomen, dan lawannya adalah punggung dan bokong (posterior). Pada vertebrata
lain, bagian dada dan abdomen dalam terminology dan anatomi adalah ventral, dan
punggung menjadi dorsal. Pada anatomi manusia arah kepala adalah superior dan
arah kebokong adalah inferior. Pada anatomi manusia sesuai yang ditetapkan pada
Nomina Veterinaria, anterior berarti ke arah kepala dan posterior menunjukkan
ke arah bokong atau ekor. Terminologi anterior dan posterior dihilangkan dan
anatomi mamalian kecuali untuk menggambarkan mata dan telinga. Pada anatomi ikan istilah rostral
digunakan untuk menunjukkan arah kepala. Rostral adalah suatu bidang atau latar imajiner (khayal) di
depan kepala dan disni berarti kearah bidang khayal tersebut. Selain
terminoloy-terminology tersebut diatas, pada anatomi ikan masih dikenal
terminology seperti medial, lateral, dorsal, proximal dan distal. Medial
berarti mengarah bidang khayal sagital. Dorsal adalah bagian atas bidang khayal
frontal dan ventral adalah bagian bawah bidang khayal frontral.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan
dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk, ukuran,
penggolongan dan bagian tubuh ikan secara umum khususnya bagian bidang dan
arah, penggolongan bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan pada ikan air tawar
maupun air laut.
Dan manfaat dari praktikum ini
adalah supaya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di Fakultas Perikanana
dan Ilmu Kelautan dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang bagian
bidang dan arah, penggolongan bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ridwan, Chaidir, Budjiono dan lesje, (2006) mengatakan terminology yang
menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan
pada ikan atau hewan. Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah
terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of
veterinary Anatomists” sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi kerancuan. Ikan Tambakan
(Helostoma temmincki) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki
cita rasa yang lezat dan kandungan protein yang tinggi sehingga banyak disukai
oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, ikan ini juga dijadikan
ikan hias karena bentuk dn gerakannya yang cukup menarik. Karena mempunyai
nilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan ikan hias, sehingga diharapkan
nantinya ikan ini bisa menjadi ikan yang menjanjikan keuntungan bagi
pembudidayanya (Desrino, 2009).
Ikan Tambakan adalah jenis ikan omnivora, makanan utama ikan ini adalah
tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti plankton dan alga yang hidup
menempel pada akar tumbuhan air dan substrat. Ikan tambakan juga menyukai jenis
makanan seperti cacing Tubifex dan cacing tanah yang berukuran kecil (Wiki,
2005).
Murdani (2008)
mengatakan bahwa ikan dari keluarga Scombridae memiliki ciri-ciri seperti :
Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak tersebut dimulai dekat pangkal
ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya dibelakang
sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan dari genus Osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan.
Ikan dari genus Osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan.
(Aimeri, 2007). Dari bentuk tubuh dan
sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa
dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar
dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini
memijah pada musim penghujan.
III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Ikthiologi tentang Bidang
dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh Ikan dilaksanakan pada
hari Sabtu, tanggal 17 Maret 2012 pada pukul 11.00-13.00 WIB. Dan Praktikum
Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum
ini adalah ikan kakap putih (Lates calcarifer),
selai ompok (Ompok
hypopthalmus), baung (Mystus nemurus), selar kuning (Caranx
leptolepis), bujuk (Channa lucius),
sepat mutiara (Trichogaster leeri),
jambal siam (Pangasius
suchi).
Alat yang digunakan pada praktikum
adalah alat-alat tulis seperti pena, pensil, penghapus, penggaris dan alat
lainnya seperti serbet, buku gambar, nampan dan buku penuntun praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode
yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung di
Laboratorium Biologi Perikanan. Mengklasifikasikan dan menggolongkan ikan,
serta mengukur ikan dan bentuk ikan. Dan melihat atau mengetahui bagian letak
mulut dan sungut ikan.
3.4 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum ini adalah
menyiapkan peralatan praktikum dan bahan-bahan praktikum yang dibutuhkan saat
melakukan praktikum. Membuat klasifikasi dan habitat ikan. Membuat gambar ikan
dan bagian tubuh ikan serta membuat ukuran dari ikan tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan
hasil pengamatan pada praktikum Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan
Bagian Tubuh ikan ini dapat diketahui
hasilnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 IKAN KAKAP
PUTIH (Lates calcarifer ).
Klasifikasi
Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer )
:
Ordo : Percomorphi Species : lates calcarifer
Family : Centroponidae Habitat : Air laut
Genus : Lates
Adapun
ukuran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer )
yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL : 230 mm
Bdl : 70 mm
FL : 205 mm
Hdl : 50 mm
SL : 195 mm
Kakap putih termasuk makhluk hermaphrodit
(hidup dengan berganti kelamin pada masa dewasa). Pada waktu masih kecil
berjenis kelamin jantan dan setelah usia matang sekitar 4-5 tahun berganti
jenis kelamin menjadi betina.
Badan ikan baramundi memiliki tubuh memanjang
dan padat (FAO, 2007). Kepala menjorong, dengan profil dorsal yang cekung
menjadi cembung di depan sayap dorsal. Mulut besar, rahang atas panjang hingga
mencapai belakang mata; gigi villiform, tidak dijumpai gigi canine. Tulang
keras pada tepi bawah dari preoperculum; operculum dengan tulang kecil dan
dengan sirip bergerigi di atas garis lateral. Sirip dorsal dengan 7 hingga 9
tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang sangat dalam yang terbagi
penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek dan bulat; bergerigi keras
dio atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki lembaran yang bersisik. Sirip
anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 7–8 sisik lunak; Sirip caudal bulat. Sisik
besar ctenoid (kasar bila disentuh).
Warna dasar tubuh coklat olive di atas dengan
sisi samping. Di lingkungan perairan laut dan air payau perutnya berwarna
keperakan dan berwarna coklat emas (biasanya saat masih muda), sedangkan saat
dewasa berwarna biru-hijau atau abu-abu di atas dan keperakan di bawah.
4.1.2 IKAN
SELAIS OMPOK (Ompok
hypopthalmus).
Klasifikasi
Ikan Selais Ompok (Ompok hypopthalmus) :
Ordo : Siluriformes Species : Ompok hypopthalmus
Family : Silunidae Habitat : Air tawar
Genus : Ompo
Adapun
ukuran Ikan Selais Ompok (Ompok hypopthalmus) yang
dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL : 215 mm Bdl : 45 mm
FL : 190 mm Hdl : 35 mm
SL : 180 mm
Ikan ompok merupakan ikan air tawar
yang terglong dalam famili Silurudae,Jenis-jenis ikan ini udah dikenali
sebagian masyarakat yang berada dikawasan Sunda plat.Akan tetapi nama yang
diberikan kepada ikan selai sangat berfariasi dengan asal di mana jenis-jenis
ikan ompok ini di dapat
(Pulungan,1985).
Ikan Ompok mempunyai cirri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan bentuk penampang pungggung agak cembung dengan bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis.
Ikan Ompok mempunyai cirri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan bentuk penampang pungggung agak cembung dengan bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis.
Kepalanya panjang 4.6 – 5.3 kali
lebih pendek dari panjang standar,sungut-sungutnya memendek, kira-kira sampai
setengah atau sepanjang diameter mata. Sirip dada lebih pendek dari pada
kepala, rahang bawah meruncing melampaui rahang atas. Ketika mulut ditutup,
sirip punggung tidak terdapat.(Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin, 1984;
Kottelat et al, 1993).
4.1.3 IKAN
BAUNG (Mystus nemurus).
Klasifikasi
Ikan
Baung
(Mystus nemurus) :
Ordo : Siluriformes
Species :Mystus nemurus
Family : Bagridae
Genus : Mystus
Habitat : Air tawar
Adapun
ukuran Ikan
Baung
(Mystus nemurus) yang dipraktikumkan
adalah sebagai berikut:
TL : 200 mm Bdl : 40 mm
FL : 160 mm Hdl :
50 mm
SL : 155 mm
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup
dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi
(Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang
surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di
tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir.
Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan
yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.
Baung bersifat noktural. Artinya, aktivitas
kegiatan hidupnya (mencari makan, dll) lebih banyak dilakukan pada malam hari.
Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di
tepi sungai tempat habitat hidupnya.
Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala
(omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan carnivora, karena
lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Arsyad, 1973).
Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil,
udang-udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.
4.1.4 IKAN SELAR
KUNING (Caranx leptolepis).
Klasifikasi
Ikan
Selar Kuning (Caranx
leptolepis) :
Ordo : Percomorphi Species : Caranx leptolepis
Family : Carangidae Genus :
Caranx
Habitat : Air laut
Adapun
ukuran Ikan
Selar Kuning (Caranx leptolepis)
yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL : 130 mm Bdl : 35 mm
FL : 120 mm Hdl : 30 mm
SL : 105 mm
Ikan selar kuning yang
berklasifikasi ordo yaitu percomorphi adalah ikan yang hidup di perairan laut.
Ikan ini hidup dengan cara berkumpul dengan sejenisnya. Ikan ini juga memiliki
sebuah garis lurus menyamping di badannya dari kiri ke kanan bewarna kuning.
Ini menandakan jenis ikan itu adalah ikan selar kuning (Caranx leptolepis). Ikan ini juga memiliki sirip punggung yang
hampir mirip dengan ikan tongkol. Yang sedikit mengeras pada bagian siripnya.
Ikan ini memeliki letak mata pada bagian atas mulut dibelakang hidung.
Sedangkan bagian ekor, ikan ini termasuk ikan yang berjagak. Karena ekor ikan
ini memiliki ukuran fl yaitu 120 mm.
4.1.5 IKAN BUJUK (Channa lucius).
Klasifikasi Ikan
Bujuk (Channa lucius) :
Ordo : Perciformes
Species : Channa lucius
Family : Channidae
Genus : Channa
Habitat : Air tawar
Adapun
ukuran Ikan
Bujuk (Channa lucius) yang dipraktikumkan
adalah sebagai berikut:
TL : 250 mm
Bdl : 40 mm
FL :
- mm
Hdl : 50 mm
SL : 210 mm
Ikan Bujuk adalah tergolong dalam ikan air tawar yang terdapat di negara-negara ASEAN, termasuk di Malaysia. Nama saintifiknya Channa lucius. Ikan
Bujuk tergolong dalam spesies kepala ular. Tubuhnya mempunyai bentuk corak
badan yang menarik. Ikan Bujuk mendiami kawasan-kawasan berpaya dan
kawasan-kawasan yang kandungan Ph airnya rendah, sama seperti ikan
Haruan Palas.
Makanan utamanya adalah rumpair, lumut, anak-anak ikan dan juga udang, katak, cengkerik, dan cacing.
4.1.6 IKAN SEPAT
MUTIARA (Trichogaster leeri).
Klasifikasi Ikan
Sepat Mutiara (Trichogaster
leeri):
Ordo : Perciformes Species : Trichogaster leeri
Family : Osphronemidae Genus : Trichogaster
Habitat : Air tawar
Adapun
ukuran Ikan
Sepat Mutiara (Trichogaster
leeri) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL : 50
mm Bdl : 20 mm
FL :
- mm Hdl :
15 mm
SL : 40
mm
Sepat mutiara (Trichogaster leeri) adalah sejenis ikan hias air
tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Dalam bahasa
Inggris disebut Pearl
gourami, Mosaic gourami atau Lace gourami merujuk pada pola
warna berbintik-bintik indah dengan garis hitam di sisi tubuhnya.
Sepat mutiara adalah ikan yang cinta damai.
Ikan ini dapat hidup bercampur dengan jenis-jenis ikan lainnya, namun sebaiknya
jangan digabungkan dengan ikan-ikan yang bersifat agresif atau terlalu aktif.
Juga perlu dijaga agar akuarium tidak terlalu penuh agar sepat mutiara tidak
gelisah. Tandanya, sepat jantan dapat tiba-tiba saja menyerang atau menggertak
ikan lain yang terasa mengganggunya.
Rumus sirip dorsal, V-VII (jari-jari keras
atau duri) dan 8–10 (jari-jari lunak); dan sirip anal XII-XIV, 25–30. Gurat sisi 30–37 buah.
Panjang standar (tanpa ekor) kira-kira 2,4 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari
terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke
ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
4.1.7 IKAN
JAMBAL SIAM (Pangasius suchi).
Klasifikasi Ikan
Jambal Siam (Pangasius suchi)
:
Ordo : Ostariophysi Species : Pangasius suchi
Family : Schebidae Genus :
Pangasius
Habitat : Air tawar
Adapun
ukuran Ikan
Jambal Siam (Pangasius suchi)
yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL : 360
mm Bdl : 90 mm
FL : 310
mm Hdl : 80 mm
SL : 290
mm
Secara taksonomi, ia dan patin raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam
anakmarga Pangasianodon. Pangasianodon dapat pula dianggap
sebagai marga tersendiri, sehingga penyebutan Pangasianodon hypophthalmus
juga diterima.
Ikan ini di alam ditemukan di beberapa sungai
besar Indocina, seperti DAS Mekong dan Chao
Phraya, tetapi sekarang
telah dibudidayakan di mana-mana untuk dikonsumsi. Perdagangan filet ikan ini cukup tinggi kuantitasnya. Mereka
dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain, dan
sisa-sisa tanaman. Ikan ini juga termasuk dengan ikan yang bercagak dan
memiliki sirip dibawah perut memanjang sampai batak ekor. Ikan ini memiliki
ciri warna agak kemerahan, dan sangat jelas pada bagian ekornya.
4.2
Pembahasan
Terminology
yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang
dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” sebab dapat
menghindari
kemungkinan terjadi keracunan. Jelasnya terminology
anterior, posterior, superior, yang ditetapkan pada anatomi manusia, secara
keseluruhan berbeda dengan yang diterapkan oada anatomi vetebrata lain.
Pada
anatomi manusia anterior berarti bagian tubuh dalam hal mana termasuk dada dan
abdomen, dan lawannya adalah punggung dan bokong (posterior). Pada vertebrata
lain, bagian dada dan abdomen dalam terminology dan anatomi adalah ventral, dan
punggung menjadi dorsal. Pada anatomi manusia arah kepala adalah superior dan
arah kebokong adalah inferior. Pada anatomi manusia sesuai yang ditetapkan pada
Nomina Veterinaria, anterior berarti ke arah kepala dan posterior menunjukkan
ke arah bokong atau ekor. Terminologi anterior dan posterior dihilangkan dan
anatomi mamalian kecuali untuk menggambarkan mata dan telinga. Pada anatomi ikan istilah rostral
digunakan untuk menunjukkan arah kepala. Rostral adalah suatu bidang atau latar imajiner (khayal) di
depan kepala dan disni berarti kearah bidang khayal tersebut. Selain
terminoloy-terminology tersebut diatas, pada anatomi ikan masih dikenal
terminology seperti medial, lateral, dorsal, proximal dan distal. Medial
berarti mengarah bidang khayal sagital. Dorsal adalah bagian atas bidang khayal
frontal dan ventral adalah bagian bawah bidang khayal frontral.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terminologi
yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan
yang diterapkan pada ikan atau hewan lain. Perbedaan-perbedaan yang umum dan
mendasar yang ditemukan pada buku-buku tersebut di atas, mempengaruhi deskripsi
anatomi untuk semua vetebrata dan hal ini yang sama juga ditemukan pada anatomi
ikan.
Jelasnya
terminology anterior, posterior, superior, yang ditetapkan pada anatomi
manusia, secara keseluruhan berbeda dengan yang diterapkan oada anatomi
vetebrata lain.
Praktikum
yang membahas tentang Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian
Tubuh Ikan, jelas membuktikan perbedaan dari bentuk, bidang dan arah, bagian
tubuh pada ikan.
Oleh
karena itu kita dapat mengetahui perbedaan ikan setiap jenisnya. Dan pada
bidang dan arah kita dapat melihat jenis ikan itu dan kita bandingkan terhadap
ikan yang lainnya.
5.2 Saran
Demi kelancaran pembelajaran
praktikum iktiologi ini terutama pada membahas Bidang dan Arah, Penggolongan,
Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh
dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di
dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita
melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar
dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.
DAFTAR PUSTAKA
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono.
2005. Penuntun Praktikum
Ikthiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
2012. Buku Penuntun Praktikum Laboratorium
Biologi Perikanan-UR
Kuncoro,Eko
Budi.2009.Ensiklopedia Populer Ikan Air Laut.Yogyakarta.Lily Publisher
http://seputarberita.blogspot.com/2009/06/taksonomi-morfologi-distribusi-geografi.html
YUNIARTI. 2000. inventarisasi dan
identifikasi ikan Channidae yang terdapat di Sungai Kampar Propinsi Riau.
Laporan Praktek lapang. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau,
Pekanbaru. 32 hal (tidak diterbitkan).
^ a b c d Ferraris, Carl J., Jr. (2007). "Checklist
of catfishes, recent and fossil (Osteichthyes: Siluriformes), and catalogue of
siluriform primary types" (PDF). Zootaxa 1418: 1–628.
http://fishmania-syukur.blogspot.com/2009/02/ensiklopedia-air-tawar.html^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S.
Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi.
Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 228.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar