Ucapan NAtal

Selamat HAri Natal 25 Desember 2012 dan Tahun Baru 1 Januari 2013

Rabu, 24 Oktober 2012

Bidang Dan Arah (Ikthiologi)

I . PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Terminologi yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan yang diterapkan pada ikan atau hewan lain. Terminologi yang digunakan pada anatomi manusia ditetapkan pada buku ‘Nimina Anatomica’ yang dipublikasikan oleh “International Congress of Anatomists (1996)”, dan terminology yang digunakan pada anatomi mamalia ditetapkan padaa buku “Nomina of Veterianaria” yang dipublikasikan oleh “World Association of Veterinary (1968)”. Hal yang sama telah pula ditetapkan untuk bangsa burung yaitu buku “Nomina Anatomica”.
Perbedaan-perbedaan yang umum dan mendasar yang ditemukan pada buku-buku tersebut di atas, mempengaruhi deskripsi anatomi untuk semua vetebrata dan hal ini yang sama juga ditemukan pada anatomi ikan. Jelasnya terminology anterior, posterior, superior, yang ditetapkan pada anatomi manusia, secara keseluruhan berbeda dengan yang diterapkan oada anatomi vetebrata lain.
Pada anatomi manusia anterior berarti bagian tubuh dalam hal mana termasuk dada dan abdomen, dan lawannya adalah punggung dan bokong (posterior). Pada vertebrata lain, bagian dada dan abdomen dalam terminology dan anatomi adalah ventral, dan punggung menjadi dorsal. Pada anatomi manusia arah kepala adalah superior dan arah kebokong adalah inferior. Pada anatomi manusia sesuai yang ditetapkan pada Nomina Veterinaria, anterior berarti ke arah kepala dan posterior menunjukkan ke arah bokong atau ekor. Terminologi anterior dan posterior dihilangkan dan anatomi mamalian kecuali untuk menggambarkan mata dan telinga.       Pada anatomi ikan istilah rostral digunakan untuk menunjukkan arah kepala. Rostral adalah  suatu bidang atau latar imajiner (khayal) di depan kepala dan disni berarti kearah bidang khayal tersebut. Selain terminoloy-terminology tersebut diatas, pada anatomi ikan masih dikenal terminology seperti medial, lateral, dorsal, proximal dan distal. Medial berarti mengarah bidang khayal sagital. Dorsal adalah bagian atas bidang khayal frontal dan ventral adalah bagian bawah bidang khayal frontral.
1.2  Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengenal dan mengetahui bentuk-bentuk, ukuran, penggolongan dan bagian tubuh ikan secara umum khususnya bagian bidang dan arah, penggolongan bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan pada ikan air tawar maupun air laut.
            Dan manfaat dari praktikum ini adalah supaya mahasiswa khususnya mahasiswa yang berada di Fakultas Perikanana dan Ilmu Kelautan dapat mengenal dan memahami secara langsung tentang bagian bidang dan arah, penggolongan bentuk tubuh dan bagian tubuh ikan.

II. TINJAUAN PUSTAKA
                    Ridwan, Chaidir, Budjiono dan lesje, (2006) mengatakan terminology yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda yang diterapkan pada ikan atau hewan. Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi kerancuan. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki cita rasa yang lezat dan kandungan protein yang tinggi sehingga banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, ikan ini juga dijadikan ikan hias karena bentuk dn gerakannya yang cukup menarik. Karena mempunyai nilai ekonomis sebagai ikan konsumsi dan ikan hias, sehingga diharapkan nantinya ikan ini bisa menjadi ikan yang menjanjikan keuntungan bagi pembudidayanya (Desrino, 2009).
             Ikan Tambakan adalah jenis ikan omnivora, makanan utama ikan ini adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan kecil seperti plankton dan alga yang hidup menempel pada akar tumbuhan air dan substrat. Ikan tambakan juga menyukai jenis makanan seperti cacing Tubifex dan cacing tanah yang berukuran kecil (Wiki, 2005).
    Murdani (2008) mengatakan bahwa ikan dari keluarga Scombridae memiliki ciri-ciri seperti : Sirip ekor bercagak dua dan lekuk dari cagak tersebut dimulai dekat pangkal ekor. Jari-jari lunak dari sirip ekor bercabang pada pangkalnya dibelakang sirip ekor dan sirip dubur terdapat sirip tambahan yang kecil.
Ikan dari genus Osteichilus ukuran panjang tubuhnya lebih besar daripada tinggi tubuhnya, badannya ditutupi dengan sisik cicloid atau stenoid, sirip ekor bercagak dua dan bentuknya simetris, mulutnya terletak didepan kepala dan menyerupai gelembung rehang yang terbagi dalam dua bagian, bagian belakang lebih kecil daripada bagian depan.
(Aimeri, 2007). Dari bentuk tubuh dan sisiknya, ikan ini habitatnya adalah sungai, selain itu suka hidup dirawa-rawa dan danau, menyukai perairan yang berarus sedang dan diperairan yang lebar dengan air yang jernih dan banyak ditumbuhi tanaman. Diperairan umum, ikan ini memijah pada musim penghujan.


III. BAHAN DAN METODE
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Ikthiologi tentang Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh Ikan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 17 Maret 2012 pada pukul 11.00-13.00 WIB. Dan Praktikum Ikthilogi ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2 Bahan dan Alat
            Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah ikan kakap putih (Lates calcarifer), selai ompok (Ompok hypopthalmus), baung (Mystus nemurus), selar kuning (Caranx leptolepis), bujuk (Channa lucius), sepat mutiara (Trichogaster leeri), jambal siam (Pangasius suchi).
            Alat yang digunakan pada praktikum adalah alat-alat tulis seperti pena, pensil, penghapus, penggaris dan alat lainnya seperti serbet, buku gambar, nampan dan buku penuntun praktikum.
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode pengamatan langsung di Laboratorium Biologi Perikanan. Mengklasifikasikan dan menggolongkan ikan, serta mengukur ikan dan bentuk ikan. Dan melihat atau mengetahui bagian letak mulut dan sungut ikan.
3.4 Prosedur Praktikum
            Prosedur praktikum ini adalah menyiapkan peralatan praktikum dan bahan-bahan praktikum yang dibutuhkan saat melakukan praktikum. Membuat klasifikasi dan habitat ikan. Membuat gambar ikan dan bagian tubuh ikan serta membuat ukuran dari ikan tersebut.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
            Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh  ikan ini dapat diketahui hasilnya adalah sebagai berikut :
4.1.1 IKAN KAKAP PUTIH  (Lates calcarifer ).

Klasifikasi Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer ) :
Ordo                : Percomorphi                          Species            : lates calcarifer
Family             : Centroponidae                      Habitat                        : Air laut
Genus              : Lates
Adapun ukuran Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer ) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 230 mm                    
Bdl      : 70 mm                      
FL       : 205 mm                    
Hdl      : 50 mm
SL       : 195 mm
Kakap putih termasuk makhluk hermaphrodit (hidup dengan berganti kelamin pada masa dewasa). Pada waktu masih kecil berjenis kelamin jantan dan setelah usia matang sekitar 4-5 tahun berganti jenis kelamin menjadi betina.
Badan ikan baramundi memiliki tubuh memanjang dan padat (FAO, 2007). Kepala menjorong, dengan profil dorsal yang cekung menjadi cembung di depan sayap dorsal. Mulut besar, rahang atas panjang hingga mencapai belakang mata; gigi villiform, tidak dijumpai gigi canine. Tulang keras pada tepi bawah dari preoperculum; operculum dengan tulang kecil dan dengan sirip bergerigi di atas garis lateral. Sirip dorsal dengan 7 hingga 9 tulang dan 10 hingga 11 sirip lunak; duri tulang sangat dalam yang terbagi penuh dari bagian sirip lunak; sirip pectoral pendek dan bulat; bergerigi keras dio atas dasarnya; sirip dorsal dan anal memiliki lembaran yang bersisik. Sirip anal bulat, dengan 3 tulang duri dan 7–8 sisik lunak; Sirip caudal bulat. Sisik besar ctenoid (kasar bila disentuh).
Warna dasar tubuh coklat olive di atas dengan sisi samping. Di lingkungan perairan laut dan air payau perutnya berwarna keperakan dan berwarna coklat emas (biasanya saat masih muda), sedangkan saat dewasa berwarna biru-hijau atau abu-abu di atas dan keperakan di bawah.

4.1.2 IKAN SELAIS OMPOK (Ompok hypopthalmus).
Klasifikasi Ikan Selais Ompok  (Ompok hypopthalmus) :
Ordo                : Siluriformes                           Species            : Ompok hypopthalmus
Family             : Silunidae                               Habitat                        : Air tawar
Genus              : Ompo
Adapun ukuran Ikan Selais Ompok  (Ompok hypopthalmus) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 215 mm                     Bdl      : 45 mm                      
FL       : 190 mm                     Hdl      : 35 mm
SL       : 180 mm
Ikan ompok merupakan ikan air tawar yang terglong dalam famili Silurudae,Jenis-jenis ikan ini udah dikenali sebagian masyarakat yang berada dikawasan Sunda plat.Akan tetapi nama yang diberikan kepada ikan selai sangat berfariasi dengan asal di mana jenis-jenis ikan ompok ini di dapat (Pulungan,1985).
Ikan Ompok mempunyai cirri-ciri sebagai berikut bentuk penampang punggung agak cembung dengan bentuk penampang pungggung agak cembung dengan bentuk pipih memanjang dibedakan dari semua jenis.
Kepalanya panjang 4.6 – 5.3 kali lebih pendek dari panjang standar,sungut-sungutnya memendek, kira-kira sampai setengah atau sepanjang diameter mata. Sirip dada lebih pendek dari pada kepala, rahang bawah meruncing melampaui rahang atas. Ketika mulut ditutup, sirip punggung tidak terdapat.(Weber dan Debeaufort, 1916; Saanin, 1984; Kottelat et al, 1993).

4.1.3 IKAN BAUNG  (Mystus nemurus).

Klasifikasi Ikan Baung (Mystus nemurus) :
Ordo                : Siluriformes                          
Species            :Mystus nemurus
Family             : Bagridae                               
Genus              : Mystus
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Baung (Mystus nemurus) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 200 mm                     Bdl      : 40 mm                      
FL       : 160 mm                     Hdl      : 50 mm
SL       : 155 mm
Baung adalah ikan air tawar yang dapat hidup dari perairan di muara sungai sampai ke bagian hulu. Bahkan di Sungai Musi (Sumatera Selatan), baung ditemukan sampai ke muara sungai di daerah pasang surut yang berair sedikit payau. Selain itu, ikan ini juga banyak ditemui di tempat-tempat yang letaknya di daerah banjir.
Secara umum, baung dinyatakan sebagai ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai, rawa, situ, danau, dan waduk.
Baung bersifat noktural. Artinya, aktivitas kegiatan hidupnya (mencari makan, dll) lebih banyak dilakukan pada malam hari. Selain itu, baung juga memiliki sifat suka bersembunyi di dalam liang-liang di tepi sungai tempat habitat hidupnya.
Di alam, baung termasuk ikan pemakan segala (omnivora). Namun ada juga yang menggolongkannya sebagai ikan carnivora, karena lebih dominan memakan hewan-hewan kecil seperti ikan-ikan kecil (Arsyad, 1973).
Pakan baung antara lain ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, remis, insekta, molusca, dan rumput.
4.1.4 IKAN SELAR KUNING  (Caranx leptolepis).

Klasifikasi Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) :
Ordo                : Percomorphi                          Species            : Caranx leptolepis
Family             : Carangidae                            Genus              : Caranx
Habitat                        : Air laut
Adapun ukuran Ikan Selar Kuning (Caranx leptolepis) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 130 mm                     Bdl      : 35 mm                      
FL       : 120 mm                     Hdl      : 30 mm
SL       : 105 mm
            Ikan selar kuning yang berklasifikasi ordo yaitu percomorphi adalah ikan yang hidup di perairan laut. Ikan ini hidup dengan cara berkumpul dengan sejenisnya. Ikan ini juga memiliki sebuah garis lurus menyamping di badannya dari kiri ke kanan bewarna kuning. Ini menandakan jenis ikan itu adalah ikan selar kuning (Caranx leptolepis). Ikan ini juga memiliki sirip punggung yang hampir mirip dengan ikan tongkol. Yang sedikit mengeras pada bagian siripnya. Ikan ini memeliki letak mata pada bagian atas mulut dibelakang hidung. Sedangkan bagian ekor, ikan ini termasuk ikan yang berjagak. Karena ekor ikan ini memiliki ukuran fl yaitu 120 mm.

4.1.5 IKAN BUJUK (Channa lucius).

Klasifikasi Ikan Bujuk (Channa lucius) :
Ordo                : Perciformes                          
Species            : Channa lucius
Family             : Channidae                            
Genus              : Channa
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Bujuk (Channa lucius) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 250 mm                    
Bdl      : 40 mm          
FL       :  -     mm
Hdl      : 50 mm                      
SL       : 210 mm
Ikan Bujuk adalah tergolong dalam ikan air tawar yang terdapat di negara-negara ASEAN, termasuk di Malaysia. Nama saintifiknya Channa lucius. Ikan Bujuk tergolong dalam spesies kepala ular. Tubuhnya mempunyai bentuk corak badan yang menarik. Ikan Bujuk mendiami kawasan-kawasan berpaya dan kawasan-kawasan yang kandungan Ph airnya rendah, sama seperti ikan Haruan Palas. Makanan  utamanya adalah rumpair, lumut, anak-anak ikan dan juga udang, katak, cengkerik, dan cacing.

4.1.6 IKAN SEPAT MUTIARA (Trichogaster leeri).

Klasifikasi Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri):
Ordo                : Perciformes                           Species            : Trichogaster leeri
Family             : Osphronemidae                     Genus              : Trichogaster
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Sepat Mutiara (Trichogaster leeri) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 50   mm                     Bdl      : 20 mm                      
FL       :  -     mm                     Hdl      : 15 mm
SL       : 40   mm
Sepat mutiara (Trichogaster leeri) adalah sejenis ikan hias air tawar anggota suku gurami (Osphronemidae). Dalam bahasa Inggris disebut Pearl gourami, Mosaic gourami atau Lace gourami merujuk pada pola warna berbintik-bintik indah dengan garis hitam di sisi tubuhnya.
Sepat mutiara adalah ikan yang cinta damai. Ikan ini dapat hidup bercampur dengan jenis-jenis ikan lainnya, namun sebaiknya jangan digabungkan dengan ikan-ikan yang bersifat agresif atau terlalu aktif. Juga perlu dijaga agar akuarium tidak terlalu penuh agar sepat mutiara tidak gelisah. Tandanya, sepat jantan dapat tiba-tiba saja menyerang atau menggertak ikan lain yang terasa mengganggunya.
Rumus sirip dorsal, V-VII (jari-jari keras atau duri) dan 8–10 (jari-jari lunak); dan sirip anal XII-XIV, 25–30. Gurat sisi 30–37 buah. Panjang standar (tanpa ekor) kira-kira 2,4 kali tinggi badan. Sepasang jari-jari terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, yang memanjang hingga ke ekornya, dilengkapi oleh sepasang duri dan 2-3 jumbai pendek.
4.1.7 IKAN JAMBAL SIAM (Pangasius suchi).

Klasifikasi Ikan Jambal Siam (Pangasius suchi) :
Ordo                : Ostariophysi                          Species            : Pangasius suchi
Family             : Schebidae                              Genus              : Pangasius
Habitat                        : Air tawar
Adapun ukuran Ikan Jambal Siam (Pangasius suchi) yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut:
TL       : 360   mm                   Bdl      : 90 mm                      
FL       : 310   mm                   Hdl      : 80 mm
SL       : 290   mm
Secara taksonomi, ia dan patin raksasa Mekong (P. gigas), dimasukkan ke dalam anakmarga Pangasianodon. Pangasianodon dapat pula dianggap sebagai marga tersendiri, sehingga penyebutan Pangasianodon hypophthalmus juga diterima.
Ikan ini di alam ditemukan di beberapa sungai besar Indocina, seperti DAS Mekong dan Chao Phraya, tetapi sekarang telah dibudidayakan di mana-mana untuk dikonsumsi. Perdagangan filet ikan ini cukup tinggi kuantitasnya. Mereka dikenal sebagai omnivora, dengan memakan krustasea kecil, ikan lain, dan sisa-sisa tanaman. Ikan ini juga termasuk dengan ikan yang bercagak dan memiliki sirip dibawah perut memanjang sampai batak ekor. Ikan ini memiliki ciri warna agak kemerahan, dan sangat jelas pada bagian ekornya.

4.2 Pembahasan
Terminology yang sangat baik digunakan pada ikan adalah terminology “nimina anatomica” yang dipubliksdiksn oleh “world Association of veterinary Anatomists” sebab dapat menghindari kemungkinan terjadi keracunan.  Jelasnya terminology anterior, posterior, superior, yang ditetapkan pada anatomi manusia, secara keseluruhan berbeda dengan yang diterapkan oada anatomi vetebrata lain.
Pada anatomi manusia anterior berarti bagian tubuh dalam hal mana termasuk dada dan abdomen, dan lawannya adalah punggung dan bokong (posterior). Pada vertebrata lain, bagian dada dan abdomen dalam terminology dan anatomi adalah ventral, dan punggung menjadi dorsal. Pada anatomi manusia arah kepala adalah superior dan arah kebokong adalah inferior. Pada anatomi manusia sesuai yang ditetapkan pada Nomina Veterinaria, anterior berarti ke arah kepala dan posterior menunjukkan ke arah bokong atau ekor. Terminologi anterior dan posterior dihilangkan dan anatomi mamalian kecuali untuk menggambarkan mata dan telinga.       Pada anatomi ikan istilah rostral digunakan untuk menunjukkan arah kepala. Rostral adalah  suatu bidang atau latar imajiner (khayal) di depan kepala dan disni berarti kearah bidang khayal tersebut. Selain terminoloy-terminology tersebut diatas, pada anatomi ikan masih dikenal terminology seperti medial, lateral, dorsal, proximal dan distal. Medial berarti mengarah bidang khayal sagital. Dorsal adalah bagian atas bidang khayal frontal dan ventral adalah bagian bawah bidang khayal frontral.

V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Terminologi yang menyangkut bidang (latar) dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan yang diterapkan pada ikan atau hewan lain. Perbedaan-perbedaan yang umum dan mendasar yang ditemukan pada buku-buku tersebut di atas, mempengaruhi deskripsi anatomi untuk semua vetebrata dan hal ini yang sama juga ditemukan pada anatomi ikan.
Jelasnya terminology anterior, posterior, superior, yang ditetapkan pada anatomi manusia, secara keseluruhan berbeda dengan yang diterapkan oada anatomi vetebrata lain.
Praktikum yang membahas tentang Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh Ikan, jelas membuktikan perbedaan dari bentuk, bidang dan arah, bagian tubuh pada ikan.
Oleh karena itu kita dapat mengetahui perbedaan ikan setiap jenisnya. Dan pada bidang dan arah kita dapat melihat jenis ikan itu dan kita bandingkan terhadap ikan yang lainnya.
5.2 Saran
                Demi kelancaran pembelajaran praktikum iktiologi ini terutama pada membahas Bidang dan Arah, Penggolongan, Bentuk Tubuh dan Bagian Tubuh Ikan, kita harus mempelajarinya sungguh-sungguh dan memahaminya dengan seksama. Dan kita perlu mengembangkan wawasan kita di dunia perikanan dengan langsung mengetahui pasar perikanan. Jika kita melaksanakan dengan baik, maka praktikum iktiologi ini akan berjalan lancar dengan baik apabila kita menjalankan sesuai dengan aturannya.
DAFTAR PUSTAKA

Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun Praktikum
Ikthiologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru
2012. Buku Penuntun Praktikum Laboratorium Biologi Perikanan-UR
Kuncoro,Eko Budi.2009.Ensiklopedia Populer Ikan Air Laut.Yogyakarta.Lily Publisher
http://seputarberita.blogspot.com/2009/06/taksonomi-morfologi-distribusi-geografi.html
YUNIARTI. 2000. inventarisasi dan identifikasi ikan Channidae yang terdapat di Sungai Kampar Propinsi Riau. Laporan Praktek lapang. Fakultas perikanan dan ilmu kelautan, Universitas Riau, Pekanbaru. 32 hal (tidak diterbitkan).
http://fishmania-syukur.blogspot.com/2009/02/ensiklopedia-air-tawar.html^ Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 228.



















Tidak ada komentar:

Posting Komentar